Sabtu, 23 April 2011

AKU BANGGA PERREKONOMIAN INDONESIA

Pendapatan Nasional, Distribusi Pendapatan Nasional & Kemiskinan

I. PENDAPATAN NASIONAL

Pendapatan Nasional adalah pendapatan total dari semua faktor-faktor produksi dalam produksi yang berlangsung. Pendapatan nasional dalam teori ekonomi berarti pendapatan bersih yang diterima oleh suatu rakyat negara dalam menghasilkan barang barang dan jasa selama satu periode tertentu biasanya dalam waktu satu tahun.

Metode Perhitungan Pendapatan Nasional

Ada tiga cara perhitungan Pendapatan Nasional, yaitu :

1. Metode Output (Output Approach)

2. Metode Pendapatan (Income Approach)

3. Metode Pengeluaran (Expenditure Approach)

Beberapa Pengertian Dasar Tentang Perhitungan Agregatif

1. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Products), menghitung hasil produksi suatu perekonomian tanpa memperhatikan siapa pemilik faktor tersebut.

2. Produk Nasional Bruto (Gross National Products), nilai produksi yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi milik perekonomian.

3. Produk Nasional Neto (Net National Products), untuk memproduksi barang dan jasa dibutuhkan barang modal.

4. Pendapatan Nasional (Net Income), balas jasa atas seluruh produksi yang digunakan.

5. Pendapatan Personal (Personal Income), bagian pendapatan nasional uang merupakan hak individu dalam perekonomian sebagai balas jasa keikutsertaan mereka dalam proses produksi.

6. Pendapatan Personal Disposable (Disposable Personal Income), pendapatan nasional yang dapat dipakai oleh individu, baik untuk membiayai konsumsinya maupun untuk ditabung.

II. Distribusi Pendapatan Nasional

Indikator Distribusi Pendapatan

1. Distribusi Ukuran (Distribusi Pendapatan Perorangan / Personal Distribution of Income), indicator yang paling sering digunakan oleh para ekonom. Ukuran ini secara tidak langsung menghitung jumlah penghasilan yang diterima oleh setiap individu atau rumah tangga. Dengan pengertian seberapa banyak pendapatan yang diterima seseorang, tidak peduli dari mana sumbernya, entah itu bunga simpanan atau tabungan, laba usaha, utang, hadiah ataupun warisan. Lokasi sumber penghasilan (desa atau kota) maupun sector atau bidang kegiatan menjadi sumber penghasilan (pertanian, industry, perdagangan dan jasa) juga diabaikan.

2. Kurva Lorenz, mempunyai sumbu horizontal dan vertical. Sumbu horizontal menyatakan jumlah penerimaan pendapatan dalam persentase kumulatif (Penduduk). Sumbu vertical menyatakan bagian dari total pendapatan yang diterima oleh masing-masing persentase jumlah (kelompok) penduduk tersebut. Sumbu horizontal dan vertical sama-sama berakhir di 100%, sehingga sama panjangnya. Jika terdapat garis diagonal, garis tersebut merupakan garis “pemerataan sempurna” (perfect equality) dalam distribusi ukuran pendapatan.

3. Koefisien Gini dan ukuran ketimpangan, pengukuran tingkat ketimpangan atau ketidakmerataan pendapatan/ kesejahteraan agregat (secara keselutuhan ) yang angkanya berkisar antara nol (pemerataan sempurna) hingga satu (ketimpangan yang sempurna) dan yang relative sangat sederhana pada suatu negara dapat diperoleh dengan menghitung rasio bidang yang terletak antara garis diagonal dan kurva Lorenz dibagi dengan luas separuh bidang dimana kurva Lorenz itu berada. Pada gambar 5-6, rasio yang dimaksud adalah rasio atau perbandingan bidang A terhadap total segitiga BCD. Rasio inilah yang dikenal sebagai rasio konsentrasi Gini (Gini Concentration Ratio) yang seringkali disingkat dengan istilah Koefisien Gini (Gini Coefficient ). Istilah tersebut diambil dari nama seorang statistic Italia yang pertama kali merumuskannya pada tahun 1912.

Angka ketimpangan untuk negara-negara yang ketimpangan pendapatan di kalangan penduduknya dikenal tajam berkisar antara 0,50 hingga 0,70. Untuk negara-negara yang distribusi pendapatan nya yang dikenal relative palig baik (paling merata), berkisar antara 0,20 sampai 0,35.

III. Kemiskinan

Kemiskinan adalah Kondisi Kehidupan yang serba kekurangan yang dialami seseorang atau rumah tangga sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan minimal/ yang layak bagi kehidupannya.

Terdapat beberapa definisi kemiskinan (Nursoleh, 2009), antara lain :

A. Kemiskinan berdasarkan tingkat pendapatan, yaitu :

1. Kemiskinan Absolut

Kemiskinan yang keadaan tingkat pendapatannya dibawah garis kemiskinan/ pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi kebuthan minimum, seperti kebutuhan pangan, sandang, kesehatan, perumahan, pendidikan, dll.

2. Kemiskinan Relatif

Kemiskinan yang keadaan tingkat pendapatannya diaatas garis kemiskinan, tapi masih lebih miskin disbanding kelompok masyarakat lainnya. Kelompok miskin relative ini sangat rentan terhadap perkembangan perekonomian yang jika memburuk, maka akan terjerumus kedalam kelompok miskin absolute.

B. Kemiskinan berdasarkan penyebabnya, adalah kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor buatan manusia (Distribusi aset produktif yang tidak merata, kebijakan ekonomi yang diskriminatif, dll). Kelompok ini mempuyai 2 macam, yaitu :

1. Kemiskinan Natural

Kemiskinan ini terjadi karna faktor alamiah, seperti perbedaan usia, kesehatan dan perbedaan geofrafis tempat tinggal. Kelompok ini tidak memiliki sumber daya yang memadai, baik SDM maupun Sumber Daya Pembangunan lainnya.

2. Kemiskinan Kultural

Kemiskinan ini terjadi karna perbedaan adat istiadat, etika kerja dll. Kemiskinan cultural mengacu pada siakp hidup seseorang baik gaya hidup, kebiasaan hidup dan kebudayaannya. Kelompok ini sulit untuk diajak berpatisipasi dalm rangka meningkatkan taraf hidupnya.

Penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan dengan cara, antara lain :

1. Menciptakan Kesempatan Kerja.

2. Pemberdayaan Masyarakat.

3. Peningkatan Kapasitas.

4. Perlindungan Sosial.

Pengarusutamaan Penganggulangan Kemiskinan sebagai upaya untuk menempatkan perspektif yang benar dan konsistensi kebijakan antar sector, program, anggaran, target dan sistem pelaksanaan.

IV. Data Propinsi Termiskin dan Kabupaten Terkaya pada tahun 2010

A. Propinsi Termiskin di Indonesia pada tahun 2010

Angka garis kemiskinan pada Maret 2010 adalah Rp211.726,- per kapita per bulan
(
http://rol.republika.co.id/images/news/2008/10/20081004142145.jpg)

Berikut terdapat 10 Propinsi dengan Angka Kemiskinan Tertinggi (%), yaitu :

1. Papua Barat 36,80

2. Papua 34,88

3. Maluku 27,74

4. Sulawesi Barat 23,19

5. NTT 23,03

6. Nusa Tenggara Barat 21,55

7. Aceh 20,98

8. Bangka Belitung 18,94

9. Gorontalo 18,70

10. Sumatera Selatan 18,30

Sumber: Sensus Nasional BPS 2010

Pengurangan kemiskinan sepanjang periode Maret 2009-Maret 2010 sebesar 1.51 jut orang menjadi salah satu acuan bagaimana strategi yang bisa diterapkan. Menurut catatan BPS, terjadi karena sejumlah hal, antara lain :

1. Inflasi umum relatif rendah, yaitu sebesar 3,43 persen.

2. Rata-rata upah harian buruh tani dan buruh bangunan masing-masing naik sebesar 3,27 persen dan 3,86 persen selama periode Maret 2009-Maret 2010.

3. Produksi padi tahun 2010 (hasil Angka Ramalan II) mencapai 65,15 juta ton gabah kering giling (GKG), naik sekitar 1,17 persen dari produksi padi tahun 2009 yang sebesar 64,40 juta ton GKG.

4. Sebagian besar penduduk miskin (64,65 persen pada 2009) bekerja di sektor pertanian. Nilai Tukar Petani naik 2,45 persen dari 98,78 pada Maret 2009 menjadii 101,20 pada Maret 2010.

5. Perekonomian Indonesia pada triwulan I 2010 tumbuh sebesar 5,7 persen terhadap Triwulan I 2009, sedangkan pengeluaran konsumsi rumah tangga meningkat sebesar 3,9 persen pada periode yang sama.


Sumber :

1. Gunadarma, PDF Perekonomian Indonesia_4 (Laporan Bank Indonesia, Buku Aris Budi Setyawan dan Indra Maipita).

2. http://ridhoassegaf.blogspot.com/2008/12/kemiskinan-distribusi-pendapatan.html

3. http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=23&notab=3

4. http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=23&notab=4

5. http://id.shvoong.com/how-to/2090443-10-provinsi-termiskin-di-indonesia/

6. http://www.rozy.web.id/informasi/inilah-daftar-20-kabupatenkota-terkaya-di-indonesia/

Nama : Annisa Dwiutami

NPM : 20210910

Kelas : 1 EB 22

AKU BANGGA PEREKONOMIAN INDONESIA



<!--[if gte mso 9]> Normal 0 false false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4

Pendapatan Nasional, Distribusi Pendapatan Nasional & Kemiskinan

I. PENDAPATAN NASIONAL

Pendapatan Nasional adalah pendapatan total dari semua faktor-faktor produksi dalam produksi yang berlangsung. Pendapatan nasional dalam teori ekonomi berarti pendapatan bersih yang diterima oleh suatu rakyat negara dalam menghasilkan barang barang dan jasa selama satu periode tertentu biasanya dalam waktu satu tahun.

Metode Perhitungan Pendapatan Nasional

Ada tiga cara perhitungan Pendapatan Nasional, yaitu :

1. Metode Output (Output Approach)

2. Metode Pendapatan (Income Approach)

3. Metode Pengeluaran (Expenditure Approach)

Beberapa Pengertian Dasar Tentang Perhitungan Agregatif

1. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Products), menghitung hasil produksi suatu perekonomian tanpa memperhatikan siapa pemilik faktor tersebut.

2. Produk Nasional Bruto (Gross National Products), nilai produksi yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi milik perekonomian.

3. Produk Nasional Neto (Net National Products), untuk memproduksi barang dan jasa dibutuhkan barang modal.

4. Pendapatan Nasional (Net Income), balas jasa atas seluruh produksi yang digunakan.

5. Pendapatan Personal (Personal Income), bagian pendapatan nasional uang merupakan hak individu dalam perekonomian sebagai balas jasa keikutsertaan mereka dalam proses produksi.

6. Pendapatan Personal Disposable (Disposable Personal Income), pendapatan nasional yang dapat dipakai oleh individu, baik untuk membiayai konsumsinya maupun untuk ditabung.

II. Distribusi Pendapatan Nasional

Indikator Distribusi Pendapatan

1. Distribusi Ukuran (Distribusi Pendapatan Perorangan / Personal Distribution of Income), indicator yang paling sering digunakan oleh para ekonom. Ukuran ini secara tidak langsung menghitung jumlah penghasilan yang diterima oleh setiap individu atau rumah tangga. Dengan pengertian seberapa banyak pendapatan yang diterima seseorang, tidak peduli dari mana sumbernya, entah itu bunga simpanan atau tabungan, laba usaha, utang, hadiah ataupun warisan. Lokasi sumber penghasilan (desa atau kota) maupun sector atau bidang kegiatan menjadi sumber penghasilan (pertanian, industry, perdagangan dan jasa) juga diabaikan.

2. Kurva Lorenz, mempunyai sumbu horizontal dan vertical. Sumbu horizontal menyatakan jumlah penerimaan pendapatan dalam persentase kumulatif (Penduduk). Sumbu vertical menyatakan bagian dari total pendapatan yang diterima oleh masing-masing persentase jumlah (kelompok) penduduk tersebut. Sumbu horizontal dan vertical sama-sama berakhir di 100%, sehingga sama panjangnya. Jika terdapat garis diagonal, garis tersebut merupakan garis “pemerataan sempurna” (perfect equality) dalam distribusi ukuran pendapatan.

3. Koefisien Gini dan ukuran ketimpangan, pengukuran tingkat ketimpangan atau ketidakmerataan pendapatan/ kesejahteraan agregat (secara keselutuhan ) yang angkanya berkisar antara nol (pemerataan sempurna) hingga satu (ketimpangan yang sempurna) dan yang relative sangat sederhana pada suatu negara dapat diperoleh dengan menghitung rasio bidang yang terletak antara garis diagonal dan kurva Lorenz dibagi dengan luas separuh bidang dimana kurva Lorenz itu berada. Pada gambar 5-6, rasio yang dimaksud adalah rasio atau perbandingan bidang A terhadap total segitiga BCD. Rasio inilah yang dikenal sebagai rasio konsentrasi Gini (Gini Concentration Ratio) yang seringkali disingkat dengan istilah Koefisien Gini (Gini Coefficient ). Istilah tersebut diambil dari nama seorang statistic Italia yang pertama kali merumuskannya pada tahun 1912.

Angka ketimpangan untuk negara-negara yang ketimpangan pendapatan di kalangan penduduknya dikenal tajam berkisar antara 0,50 hingga 0,70. Untuk negara-negara yang distribusi pendapatan nya yang dikenal relative palig baik (paling merata), berkisar antara 0,20 sampai 0,35.

III. Kemiskinan

Kemiskinan adalah Kondisi Kehidupan yang serba kekurangan yang dialami seseorang atau rumah tangga sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan minimal/ yang layak bagi kehidupannya.

Terdapat beberapa definisi kemiskinan (Nursoleh, 2009), antara lain :

A. Kemiskinan berdasarkan tingkat pendapatan, yaitu :

1. Kemiskinan Absolut

Kemiskinan yang keadaan tingkat pendapatannya dibawah garis kemiskinan/ pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi kebuthan minimum, seperti kebutuhan pangan, sandang, kesehatan, perumahan, pendidikan, dll.

2. Kemiskinan Relatif

Kemiskinan yang keadaan tingkat pendapatannya diaatas garis kemiskinan, tapi masih lebih miskin disbanding kelompok masyarakat lainnya. Kelompok miskin relative ini sangat rentan terhadap perkembangan perekonomian yang jika memburuk, maka akan terjerumus kedalam kelompok miskin absolute.

B. Kemiskinan berdasarkan penyebabnya, adalah kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor buatan manusia (Distribusi aset produktif yang tidak merata, kebijakan ekonomi yang diskriminatif, dll). Kelompok ini mempuyai 2 macam, yaitu :

1. Kemiskinan Natural

Kemiskinan ini terjadi karna faktor alamiah, seperti perbedaan usia, kesehatan dan perbedaan geofrafis tempat tinggal. Kelompok ini tidak memiliki sumber daya yang memadai, baik SDM maupun Sumber Daya Pembangunan lainnya.

2. Kemiskinan Kultural

Kemiskinan ini terjadi karna perbedaan adat istiadat, etika kerja dll. Kemiskinan cultural mengacu pada siakp hidup seseorang baik gaya hidup, kebiasaan hidup dan kebudayaannya. Kelompok ini sulit untuk diajak berpatisipasi dalm rangka meningkatkan taraf hidupnya.

Penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan dengan cara, antara lain :

1. Menciptakan Kesempatan Kerja.

2. Pemberdayaan Masyarakat.

3. Peningkatan Kapasitas.

4. Perlindungan Sosial.

Pengarusutamaan Penganggulangan Kemiskinan sebagai upaya untuk menempatkan perspektif yang benar dan konsistensi kebijakan antar sector, program, anggaran, target dan sistem pelaksanaan.

IV. Data Propinsi Termiskin dan Kabupaten Terkaya pada tahun 2010

A. Propinsi Termiskin di Indonesia pada tahun 2010

Berikut terdapat beberapa tabel :

1. Tabel Jumlah dan Presentasi Penduduk Miskin 2009

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Garis Kemiskinan, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1), dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Menurut Provinsi, Maret 2009


Provinsi Jumlah Penduduk Miskin (000) % Penduduk Miskin Garis Kemiskinan (Rp) P1 (%) P2 (%)
Kota Desa K+D Kota Desa K+D Kota Desa K+D Kota Desa K+D Kota Desa K+D
Naggroe Aceh Darussalam 182.2 710.7 892.9 15.44 24.37 21.80 292 428 249 546 261 898 3.45 4.87 4.46 1.04 1.46 1.34
Sumatera Utara 688.0 811.6 1 499.7 11.45 11.56 11.51 234 712 189 306 210 241 1.86 1.97 1.92 0.49 0.50 0.50
Sumatera Barat 115.8 313.5 429.3 7.50 10.60 9.54 248 525 201 257 217 469 1.24 1.49 1.41 0.29 0.34 0.32
Riau 225.6 301.9 527.5 8.04 10.93 9.48 265 707 226 945 246 481 0.95 1.55 1.25 0.16 0.33 0.25
Jambi 117.3 132.4 249.7 12.71 6.88 8.77 244 516 178 107 199 623 2.31 0.94 1.38 0.67 0.22 0.36
Sumatera Selatan 470.0 697.8 1 167.9 16.93 15.87 16.28 247 661 190 109 212 381 3.68 2.67 3.06 1.16 0.67 0.86
Bengkulu 117.6 206.5 324.1 19.16 18.28 18.59 242 735 192 351 210 084 3.58 2.65 2.98 1.06 0.62 0.77
Lampung 349.3 1 209.0 1 558.3 16.78 21.49 20.22 224 168 175 734 188 812 3.88 3.96 3.94 1.25 1.07 1.12
Bangka Belitung 28.8 47.8 76.6 5.86 8.93 7.46 272 809 261 378 266 843 0.95 1.43 1.20 0.28 0.34 0.31
Kepulauan Riau 62.6 65.6 128.2 7.63 8.98 8.27 308 210 256 742 283 965 2.75 1.20 2.02 1.19 0.30 0.77
DKI Jakarta 323.2 - 323.2 3.62 - 3.62 316 936 - 316 936 0.57 - 0.57 0.14 - 0.14
Jawa Barat 2 531.4 2 452.2 4 983.6 10.33 14.28 11.96 203 751 175 193 191 985 1.71 2.29 1.95 0.44 0.58 0.50
Jawa Tengah 2 420.9 3 304.8 5 725.7 15.41 19.89 17.72 196 478 169 312 182 515 2.56 3.34 2.96 0.62 0.85 0.74
DI Yogyakarta 311.5 274.3 585.8 14.25 22.60 17.23 228 236 182 706 211 978 2.84 4.74 3.52 0.81 1.46 1.04
Jawa Timur 2 148.5 3 874.1 6 022.6 12.17 21.00 16.68 202 624 174 628 188 317 2.18 3.54 2.88 0.60 0.91 0.76
Banten 348.7 439.3 788.1 5.62 10.70 7.64 212 310 178 238 198 750 0.93 1.91 1.32 0.21 0.50 0.33
Bali 92.1 89.7 181.7 4.50 5.98 5.13 211 461 176 003 196 466 0.77 0.70 0.74 0.20 0.13 0.17
Nusa Tenggara Barat 557.5 493.4 1 050.9 28.84 18.40 22.78 213 450 164 526 185 025 7.57 3.41 5.15 2.68 0.96 1.68
Nusa Tenggara Timur 109.4 903.7 1 013.1 14.01 25.35 23.31 218 796 142 478 156 191 2.63 4.47 4.14 0.69 1.24 1.14
Kalimantan Barat 94.0 340.8 434.8 7.23 10.09 9.30 194 881 166 815 174 617 1.20 1.68 1.55 0.28 0.45 0.40
Kalimantan Tengah 35.8 130.1 165.9 4.45 8.34 7.02 209 317 199 157 202 612 0.62 1.24 1.03 0.13 0.27 0.22
Kalimantan Selatan 68.8 107.2 176.0 4.82 5.33 5.12 216 538 181 059 195 787 0.72 0.74 0.73 0.16 0.17 0.17
Kalimantan Timur 77.1 162.2 239.2 4.00 13.86 7.73 283 472 224 506 261 185 0.63 2.96 1.51 0.13 0.92 0.43
Sulawesi Utara 79.3 140.3 219.6 8.14 11.05 9.79 193 251 178 271 184 772 1.27 1.77 1.55 0.32 0.39 0.36
Sulawesi Tengah 54.7 435.2 489.8 10.09 21.35 18.98 217 529 182 241 189 653 1.40 4.80 4.09 0.31 1.65 1.37
Sulawesi Selatan 124.5 839.1 963.6 4.94 15.81 12.31 177 872 142 241 153 715 0.67 2.74 2.08 0.15 0.74 0.55
Sulawesi Tenggara 26.2 408.2 434.3 4.96 23.11 18.93 175 070 157 554 161 583 0.65 4.27 3.44 0.18 1.22 0.98
Gorontalo 22.2 202.4 224.6 7.89 32.82 25.01 173 850 156 873 162 189 0.90 6.26 4.59 0.15 1.78 1.27
Sulawesi Barat 43.5 114.7 158.2 12.59 16.65 15.29 175 901 156 866 163 224 2.91 2.25 2.47 0.95 0.42 0.60
Maluku 38.8 341.2 380.0 11.03 34.30 28.23 230 913 199 596 207 771 1.75 6.94 5.59 0.38 2.12 1.67
Maluku Utara 8.7 89.3 98.0 3.10 13.42 10.36 226 732 190 838 201 500 0.07 2.02 1.44 0.00 0.51 0.36
Irian Jaya Barat 8.6 248.3 256.8 5.22 44.71 35.71 304 730 269 354 277 416 0.43 12.51 9.75 0.04 4.61 3.57
Papua 28.2 732.2 760.3 6.10 46.81 37.53 285 158 234 727 246 225 0.80 11.51 9.07 0.17 3.81 2.98
INDONESIA 11 910.5 20 619.4 32 530.0 10.72 17.35 14.15 222 123 179 835 200 262 1.91 3.05 2.50 0.52 0.82 0.68


2. Tabel Jumlah dan Presentase Penduduk Miskin 2010

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Garis Kemiskinan, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1), dan
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Menurut Provinsi, 2010
















Propinsi Jumlah Penduduk Miskin (000) Persentase Penduduk Miskin (%) P1 (%) P2 (%) Garis Kemiskinan (Rp)
Kota Desa Kota+Desa Kota Desa Kota+Desa Kota Desa Kota+Desa Kota Desa Kota+Desa Kota Desa Kota+Desa
Nangroe Aceh Darussalam 173.4 688.5 861.9 14.65 23.54 20.98 2.83 4.63 4.11 0.79 1.45 1.26 308,306 266,285 278,389
Sumatera Utara 689.0 801.9 1490.9 11.34 11.29 11.31 2.01 2.07 2.04 0.54 0.59 0.57 247,547 201,810 222,898
Sumatera Barat 106.2 323.8 430.0 6.84 10.88 9.50 1.16 1.67 1.49 0.27 0.39 0.35 262,173 214,458 230,823
Riau 208.9 291.3 500.3 7.17 10.15 8.65 0.88 1.89 1.38 0.17 0.57 0.37 276,627 235,267 256,112
Jambi 110.8 130.8 241.6 11.80 6.67 8.34 1.62 0.78 1.05 0.42 0.14 0.23 262,826 193,834 216,187
Sumatera Selatan 471.2 654.5 1125.7 16.73 14.67 15.47 2.72 2.57 2.63 0.71 0.71 0.71 258,304 198,572 221,687
Bengkulu 117.2 207.7 324.9 18.75 18.05 18.30 3.16 2.53 2.75 0.93 0.56 0.69 255,762 209,616 225,857
Lampung 301.7 1178.2 1479.9 14.30 20.65 18.94 2.53 3.14 2.98 0.66 0.75 0.72 236,098 189,954 202,414
Bangka Belitung 21.9 45.9 67.8 4.39 8.45 6.51 0.54 1.28 0.93 0.11 0.33 0.23 289,644 283,302 286,334
Kepulauan Riau 67.1 62.6 129.7 7.87 8.24 8.05 1.25 0.83 1.05 0.33 0.15 0.25 321,668 265,258 295,095
DKI Jakarta 312.2 - 312.2 3.48 - 3.48 0.45 - 0.45 0.11 - 0.11 331,169 - 331,169
Jawa Barat 2350.5 2423.2 4773.7 9.43 13.88 11.27 1.64 2.35 1.93 0.44 0.64 0.52 212,210 185,335 201,138
Jawa Tengah 2258.9 3110.2 5369.2 14.33 18.66 16.56 2.09 2.86 2.49 0.50 0.69 0.60 205,606 179,982 192,435
DI Yogyakarta 308.4 268.9 577.3 13.98 21.95 16.83 2.27 3.89 2.85 0.56 1.02 0.73 240,282 195,406 224,258
Jawa Timur 1873.5 3655.8 5529.3 10.58 19.74 15.26 1.53 3.18 2.38 0.37 0.79 0.59 213,383 185,879 199,327
Banten 318.3 439.9 758.2 4.99 10.44 7.16 0.79 1.30 1.00 0.22 0.28 0.24 220,771 188,741 208,023
Bali 83.6 91.3 174.9 4.04 6.02 4.88 0.52 0.96 0.71 0.08 0.22 0.14 222,868 188,071 208,152
Nusa Tenggara Barat 552.6 456.7 1009.4 28.16 16.78 21.55 5.65 2.41 3.77 1.63 0.56 1.01 223,784 176,283 196,185
Nusa Tenggara Timur 107.4 906.7 1014.1 13.57 25.10 23.03 3.12 5.09 4.74 1.00 1.53 1.43 241,807 160,743 175,308
Kalimantan Barat 83.4 345.3 428.8 6.31 10.06 9.02 0.82 1.31 1.18 0.18 0.27 0.24 207,884 182,293 189,407
Kalimantan Tengah 33.2 131.0 164.2 4.03 8.19 6.77 0.86 1.10 1.02 0.24 0.24 0.24 220,658 212,790 215,466
Kalimantan selatan 65.8 116.2 182.0 4.54 5.69 5.21 0.57 0.77 0.69 0.12 0.22 0.18 230,712 196,753 210,850
Kalimantan Timur 79.2 163.8 243.0 4.02 13.66 7.66 0.57 2.44 1.27 0.12 0.70 0.34 307,479 248,583 285,218
Sulawesi Utara 76.4 130.3 206.7 7.75 10.14 9.10 1.12 1.16 1.14 0.30 0.19 0.24 202,469 188,096 194,334
Sulawesi Tengah 54.2 420.8 475.0 9.82 20.26 18.07 1.81 3.43 3.09 0.45 0.89 0.80 231,225 195,795 203,237
Sulawesi Selatan 119.2 794.2 913.4 4.70 14.88 11.60 0.55 2.55 1.91 0.10 0.68 0.49 186,693 151,879 163,089
Sulawesi Tenggara 22.2 378.5 400.7 4.10 20.92 17.05 1.10 3.80 3.18 0.38 1.04 0.89 177,787 161,451 165,208
Gorontalo 17.8 192.0 209.9 6.29 30.89 23.19 0.88 5.63 4.14 0.17 1.37 1.00 180,606 167,162 171,371
Sulawesi Barat 33.7 107.6 141.3 9.70 15.52 13.58 0.84 1.90 1.55 0.12 0.46 0.35 182,206 165,914 171,356
Maluku 36.3 342.3 378.6 10.20 33.94 27.74 1.36 6.59 5.23 0.27 1.90 1.47 249,895 217,599 226,030
Maluku Utara 7.6 83.4 91.1 2.66 12.28 9.42 0.06 2.07 1.47 0.00 0.46 0.33 238,533 202,185 212,982
Papua Barat 9.6 246.7 256.3 5.73 43.48 34.88 1.14 13.22 10.47 0.36 5.47 4.30 319,170 287,512 294,727
Papua 26.2 735.4 761.6 5.55 46.02 36.80 0.78 11.89 9.36 0.17 4.32 3.37 298,285 247,563 259,128
Indonesia 11097.8 19925.6 31023.4 9.87 16.56 13.33 1.57 2.80 2.21 0.40 0.75 0.58 232,988 192,354 211,726



















Angka garis kemiskinan pada Maret 2010 adalah Rp211.726,- per kapita per bulan

(http://rol.republika.co.id/images/news/2008/10/20081004142145.jpg)

Berikut terdapat 10 Propinsi dengan Angka Kemiskinan Tertinggi (%), yaitu :

1. Papua Barat 36,80

2. Papua 34,88

3. Maluku 27,74

4. Sulawesi Barat 23,19

5. NTT 23,03

6. Nusa Tenggara Barat 21,55

7. Aceh 20,98

8. Bangka Belitung 18,94

9. Gorontalo 18,70

10. Sumatera Selatan 18,30

Sumber: Sensus Nasional BPS 2010

Pengurangan kemiskinan sepanjang periode Maret 2009-Maret 2010 sebesar 1.51 jut orang menjadi salah satu acuan bagaimana strategi yang bisa diterapkan. Menurut catatan BPS, terjadi karena sejumlah hal, antara lain :

1. Inflasi umum relatif rendah, yaitu sebesar 3,43 persen.

2. Rata-rata upah harian buruh tani dan buruh bangunan masing-masing naik sebesar 3,27 persen dan 3,86 persen selama periode Maret 2009-Maret 2010.

3. Produksi padi tahun 2010 (hasil Angka Ramalan II) mencapai 65,15 juta ton gabah kering giling (GKG), naik sekitar 1,17 persen dari produksi padi tahun 2009 yang sebesar 64,40 juta ton GKG.

4. Sebagian besar penduduk miskin (64,65 persen pada 2009) bekerja di sektor pertanian. Nilai Tukar Petani naik 2,45 persen dari 98,78 pada Maret 2009 menjadii 101,20 pada Maret 2010.

5. Perekonomian Indonesia pada triwulan I 2010 tumbuh sebesar 5,7 persen terhadap Triwulan I 2009, sedangkan pengeluaran konsumsi rumah tangga meningkat sebesar 3,9 persen pada periode yang sama.

Sumber :

1. Gunadarma, PDF Perekonomian Indonesia_4 (Laporan Bank Indonesia, Buku Aris Budi Setyawan dan Indra Maipita).

2. http://ridhoassegaf.blogspot.com/2008/12/kemiskinan-distribusi-pendapatan.html

3. http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=23&notab=3

4. http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=23&notab=4

5. http://id.shvoong.com/how-to/2090443-10-provinsi-termiskin-di-indonesia/

6. http://www.rozy.web.id/informasi/inilah-daftar-20-kabupatenkota-terkaya-di-indonesia/

Nama : Annisa Dwiutami

NPM : 20210910

Kelas : 1 EB 22