Sabtu, 16 Oktober 2010

Pasar Monopoli

I. Struktur Pasar
Struktur pasar adalah karakteristik organisasi pasar yang mempengaruhi sifat kompetisi dan harga di dalam pasar. Unsur-unsur struktur pasar meliputi: konsentrasi, differensiasi produk, ukuran perusahaan, Hambatan masuk, dan integrasi vertikal serta diversifikasi. Bentuk-Bentuk Struktur Pasar Konsumen - Persaingan Sempurna, Monopolistik, Oligopoli dan Monopoli.

II. Pasar Monopoli
Pasar monopoli merupakan pasar yang dikuasai oleh satu penjual (produsen), dalam pasar monopoli barang yang dijual bersifat lain dari pada yang lain (unique product), tidak ada barang subsitusi terhadap barang yang dijual oleh penjual (produsen) tunggal tersebut, dengan demikian penjual (produsen) dapat menentukan harga pasar sehingga dapat memaksimalkan keuntungan yang akan diperolehnya. Pada pasar monopoli ada hambatan bagi penjual (produsen) lain untuk masuk dalam pasar sebagai pesaing. Contohnya seperti microsoft windows, perusahaan listrik negara (pln), perusahaan kereta api (perumka), dan lain sebagainya.
A. Ciri ciri pasar monopoli
Ciri ciri pasar monopoli sangat berbeda dengan pasar persaingan sempurna. Uraian berikut menerangkan ciri ciri monopoli, antara lain :
1. Pasar monopoli adalah industri satu perusahaan
Hal ini rasanya tidak perlu diterangkan lagi. Sifat ini sudah secara jelas dilihat dari definisi monopoli di atas, yaitu hanya ada satu saja perusahaan dalam industri tersebut. Dengan demikian barang atau jasa yang dihasilkannya tidak dapat dibeli dari tempat lain. Para pembeli tidak mempunyai pilihan lain kalau mereka menginginkan barang tersebut maka mereka harus membeli dari perusahaan monopoli tersebut. Syarat syarat penjualan sepenuhnya ditentukan oleh monopoli itu, dan para pembeli tidak dapat berbuat suatu apa pun di dalam menentukan syarat jual beli.
2. Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip
Barang yang dihasilkan perusahaan monopoli dapat digantikan oleh barang lain yang ada dalam pasar. Barang tersebut merupakan satu satunya jenis barang yang seperti itu dan tidak terdapat barang mirip (close substitute) yang dapat menggantikan barang tersebut. Aliran listrik adalah contoh dari barang yang tidak mempunyai barang pengganti yang mirip. Yang ada hanyalah barang pengganti yang sangat berbeda sifatnya, yaitu lampu minyak. Lampu minyak tidak dapat menggantikan listrik karena, ia tidak dapat digunakan untuk menghidupkan televisi atau memanaskan setrika/ gosokan.
3. Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk ke dalam industri
Sifat ini merupakan sebab utama yang menimbulkan perusahaan yang mempunyai kekuasaan monopoli. Tanpa sifat ini pasar monopoli tidak akan wujud, karena tanpa adanya halangan tersebut pada akhirnya akan terdapat beberapa perusahaan di dalam industri. Keuntungan perusahaan monopoli tidak akan menyebabkan perusahaan perusahaan lain memasuki industri tersebut. Adanya hambatan kemasukan yang sangat tangguh meng¬hindarkan berlakunya keadaan yang seperti itu. Ada beberapa bentuk hambatan kemasukan ke dalam pasar monopoli. Ada yang bersifat legal, yaitu dibatasi oleh undang undang. Ada yang bersifat teknologi, yaitu teknologi yang digunakan sangat canggih dan tidak mudah di contoh. Dan ada pula yang bersifat keuangan, yaitu modal yang diperlukan sangat besar.
4. Dapat mempengaruhi penentuan harga
Oleh karena perusahaan monopoli merupakan satu satunya penjual di dalam pasar, maka penentuan harga dapat dikuasainya. Oleh sebab itu perusahaan monopoli dipandang sebagai penentu harga atau price setter. Dengan mengadakan pengendalian ke atas produksi dan jumlah barang yang ditawarkan perusahaan monopoli dapat menentukan harga pada tingkat yang dikehendakinya.
5. Promosi iklan kurang diperlukan
Oleh karena perusahaan monopoli adalah satu satunya perusahaan di dalam industri, ia tidak perlu mempromosikan barangnya dengan menggunakan iklan. Pembeli yang memerlukan barang yang diproduksikannya terpaksa membeli dari padanya. Walau bagaimanapun perusahaan monopoli sering membuat iklan. Iklan tersebut bukanlah bertujuan untuk menarik pembeli, tetapi untuk memelihara hubungan baik dengan masyarakat.

B. Faktor faktor yang menimbulkan pasar persaingan monopoli
Terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan wujudnya pasar (perusahaan) monopoli. Ketiga faktor tersebut, antara lain :
1. Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain.
2. Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi (economies of scale) hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi.
3. Monopoli wujud dan berkembang melalui undang undang, pemerintah memberi hak monopoli kepada perusahaan tersebut.
Uraian berikut akan secara lebih terperinci menerangkan ketiga faktor yang baru dinyatakan di atas.
a. Memiliki Sumber Daya Yang Unik
Salah satu sumber penting dari adanya monopoli adalah pemilikan suatu sumber daya yang unik (istimewa) yang tidak dimiliki oleh orang atau perusahaan lain. Satu contoh yang jelas dalam hal ini adalah “suara emas” dari seorang penyanyi terkenal atau kemampuan bermain yang sangat luar biasa oleh seorang pemain sepak bola. Hanya merekalah yang mempunyai kepandaian tersebut dan harus dibayar lebih mahal dari biasa apabila masyarakat ingin menikmatinya.
Di dalam suatu perekonomian, monopoli juga dapat berlaku apabila sesuatu perusahaan menguasai seluruh atau sebagian besar bahan mentah yang tersedia. Di masa ini contoh dari perusahaan yang masih mempunyai sifat seperti ini adalah perusahaan permata De Beers Company di Afrika Selatan. Hampir semua pertambangan permata yang ada di dunia ini dimiliki oleh perusahaan seperti itu. Pada permulaan abad yang lalu perusahaan Standard Oil Company di Amerika Serikat menguasai hampir seluruh sumber minyak yang ada di negara tersebut. Sampai sebelum Perang Dunia Kedua perusahaan Aluminium Company of America juga mempunyai kekuasaan monopoli. Pada waktu itu hampir semua cadangan bauxite, yaitu bahan mentah yang digunakan untuk menghasilkan alumunium, dimiliki oleh perusahaan itu. Oleh sebab itu Aluminium Company of America dapat menghasilkan barangnya tanpa ada persaingan. Perusahaan air minum di sesuatu kota adalah satu contoh lain dari kekuasaan monopoli yang memiliki sumber daya yang unik.
b. Dapat Menikmati Skala Ekonomi
Di dalam abad ini perkembangan teknologi sangat pesat sekali, di berbagai kegiatan ekonomi tingkat teknologi adalah sedemikian modernnya sehingga produksi yang efisien hanya dapat dilakukan apabila jumlah produksinya sangat besar dan meliputi hampir seluruh produksi yang diperlukan di dalam pasar. Keadaan seperti ini berarti suatu perusahaan baru menikmati skala ekonomi yang maksimum apabila tingkat produksinya adalah sangat besar jumlahnya. Pada waktu perusahaan mencapai keadaan di mana biaya produksi mencapai minimum, jumlah produksi adalah hampir menyamai jumlah permintaan yang wujud di pasar. Dengan demikian, sebagai akibat dari skala ekonomi yang demikian sifatnya, perusahaan dapat menurunkan harga barangnya apabila produksi semakin tinggi. Pada tingkat produksi yang sangat tinggi, harga adalah sedemikian rendahnya sehingga perusahaan¬-perusahaan baru tidak akan sanggup bersaing dengan perusahaan yang terlebih dahulu berkembang. Keadaan ini mewujudkan pasar monopoli.
Suatu industri yang skala ekonominya mempunyai sifat seperti yang diterangkan di atas adalah perusahaan yang dikatakan merupakan monopoli alamiah atau natural monopoly. Monopoli alamiah pada umumnya dijumpai dalam perusahaan jasa umum (utilities) seperti perusahaan listrik, perusahaan air minum, perusahaan telefon, dan perusahaan angkutan kereta api. Di beberapa jenis industri lain skala ekonomi tidak mewujudkan monopoli, tetapi satu atau beberapa perusahaan memproduksikan barang yang hampir sama jumlahnya dengan yang ditawarkan di pasar. Perusahaan baja, pertambangan minyak, dan industri pembuat mobil adalah contoh contoh dari industri semacam itu.
C. Aspek-aspek khusus pasar monopoli
Aspek-aspek khusus pasar monopoli, antara lain :
1. Monopoli, Efisiensi dan Prtumbuhan Ekonomi.
2. Monopoli dan Efisiensi Pengadaan Barang Publik.
3. Monopoli dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat.

D. Pemaksimumkan keuntungan di pasar persaingan monopoli
Dalam menggambarkan prinsip penentuan pemaksimuman keuntungan dalam monopoli dua cara akan digunakan, yaitu dengan menggunakan cara ini akan angka-angka dapat secara grafik. Untuk masing masing ditunjukkan prinsip penentuan pemaksimuman keuntungan berdasarkan pendekatan (i) biaya total dan hasil penjualan total dan (ii) biaya marginal dan hasil penjualan marginal. Sebelum melaksanakan hal hal tersebut terlebih dahulu akan dilihat hubungan di antara harga dan jumlah barang yang ditawarkan/diproduksikan, dan implikasi dari sifat hubungan tersebut kepada hasil penjualan total.
1. Produksi, Harga Dan Penjualan
Telah dinyatakan bahwa dalam monopoli hanya ada satu perusahaan dalam pasar. Oleh karenanya permintaan dalam industri adalah juga permintaan ke atas produksi perusahaan monopoli tersebut. Telah diterangkan sifat umum dari permintaan barang barang, yaitu: makin tinggi harga sesuatu barang, makin sedikit jumlah yang diminta. Sifat ini menyebabkan kurva permintaan ke atas suatu barang adalah bersifat menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Permintaan ke atas produksi monopoli tidak menyimpang dari sifat umum ini. Berarti suatu monopoli akan dapat memperoleh harga penjualan yang tinggi apabila produksinya sedikit, dan harga penjualan semakin rendah apabila produksi semakin banyak.
Dalam menerangkan mengenai persaingan sempurna telah dijelas¬kan bahwa permintaan bersifat elastis sempurna (yaitu kurva permintaan adalah sejajar dengan sumbu datar) dan sebabnya adalah karena berapa pun produksi yang dijual perusahaan, harga tidak berubah. Sebagai akibatnya harga = hasil penjualan marginal – yaitu P = MR. Permintaan yang dihadapi oleh monopoli berbeda dengan yang dihadapi oleh suatu perusahaan dalam persaingan sempurna. Sebagai akibatnya dalam monopoli, seperti akan diterangkan di bawah ini, harga selalu lebih tinggi dan hasil penjualan marginal.
Contoh angka
Untuk lebih memahami sifat hubungan di antara jumlah produksi, harga, hasil penjualan total, dan hasil penjualan marginal, di dalam Tabel 8.1 dikemukakan suatu contoh hipotesis mengenai hal tersebut. Sesuai dengan sifat permintaan ke atas produksi monopoli seperti yang telah diterangkan di atas, dalam Tabel 8.1 ditunjukkan bahwa semakin besar jumlah produksi (perhatikan kolom 1), semakin rendah harga barang (perhatikan kolom 2). Bagaimana implikasi dari keadaan tersebut ke atas hasil penjualan total dan marginal berturut turut ditunjukkan dalam kolom (3) dan (4). Hasil penjualan total, seperti telah ketahui, adalah jumlah produksi x harga, maka nilainya diperoleh dari mengahkan angka dalam kolom (1) dengan angka dalam kolom (2). Sesuai dengan definisi hasil penjualan marginal, yaitu tambahan hasil penjualan total apabila penjualan bertambah sebanyak 1 unit, angka dalam kolom (4) diperoleh dari menggunakan persamaan TR0 – TR0-1. Sebagai contoh TR1 (TR pada waktu jumlah produksi adalah 1) adalah Rp 18.000, sedangkan TR2 adalah = Rp 32.000. Maka MR akibat dari kenaikan produksi dari menjadi 2 unit adalah Rp 32.000 Rp 18.000 = Rp 14.000. Angka angka dalam kolom (4) dihitung dengan cara ini.
Perhatikanlah dengan lebih saksama angka angka hasil penjualan total yang terdapat dalam kolom (3). Sampai produksi sebanyak 5 unit hasil penjualan total terus menerus bertambah, tetapi pertambahannya adalah pada tingkat (jumlah) yang semakin berkurang. Nilai dari pertambahan hasil penjualan total yang semakin berkurang tersebut ditunjukkan dalam kolom (4). Sesudah unit ke 5, pertambahan produksi selanjutnya akan mengurangi hasil penjualan total yang berarti hasil penjualan marginal (atau pertambahan hasil penjualan total) nilainya adalah negatif.

Kesimpulan
Berdasarkan kepada gambaran yang ditunjukkan dalam Tabel 8.1 dapat dibuat dua kesimpulan penting seperti yang dinyatakan di bawah ini. Apabila harga barang menjadi semakin menurun pada waktu jumlah produksi semakin meningkat, maka:
•Hasil penjualan total akan mengalami pertambahan, tetapi pertambahan itu semakin berkurang apabila produksi bertambah banyak. Setelah mencapai satu tingkat produksi tertentu pertambahannya akan menjadi negatif.
•Pada umumnya basil penjualan marginal nilainya adalah lebih rendah rendah daripada harga. Hanya pada waktu produksi mencapai satu unit hasil penjualan marginal = harga.
2. Pemaksimuman Keuntungan Contoh Angka
Sifat sifat biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan monopoli di dalam jangka pendek tidak berbeda dengan sifat sifat biaya produksi jangka pendek yang telah diterangkan dalam Bab Sepuluh. Di atas baru saja dijelaskan sifat permintaan, harga, hasil penjualan total dan hasil penjualan marginal dari suatu perusahaan monopoli. Dengan demikian sekarang telah dapat dikumpulkan informasi yang cukup untuk menerangkan tentang prinsip penentuan tingkat produksi yang akan memaksimumkan keuntungan dalam perusahaan monopoli. Hal tersebut akan diuraikan melalui dua pendekatan dengan pertolongan contoh dalam angka angka. Contoh angka yang dimaksud dikemukakan dalam Tabel 8.2 dan Tabel 8.3.
Pendekatan Hasil Penjualan Total Biaya Total
Pendekatan ini akan diterangkan dengan menggunakan Tabel 8.2, yang membandingkan data hasil penjualan total dengan biaya total. Melalui perbandingan tersebut dapatlah ditentukan keuntungan yang diperoleh, atau kerugian yang dialami, pada berbagai tingkat produksi.
Data jumlah produksi, harga dan hasil penjualan total pada Tabel 8.2 adalah sama dengan dalam Tabel 8.1. Berturut turut data tersebut ditunjukkan dalam kolom (1), (2) dan (3). Dalam kolom (4) ditunjukkan data biaya total. Data yang hipotetis tersebut dibuat dengan menggunakan pemisalan berikut :
•Biaya tetap total adalah Rp 4.000. Berdasarkan pemisalan ini maka apabila perusahaan tidak beroperasi yang berarti jumlah produksi adalah 0, biaya total adalah Rp 4.000.
•Sehingga produksi 4 unit hukurn hasil lebih yang semakin berkurang belum berlaku. Berarti biaya marginal semakin rendah, apabila produksi ditambah. Keadaan ini digambarkan oleh kenaikan biaya total yang semakin sedikit. Data dalam Tabel 8.2 jelas menunjuk¬kan keadaan tersebut apabila produksi dinaikkan dari 0 ke 1, dari 1 ke 2, dari 2 ke 3 dan dari 3 ke 4.
•Sesudah produksi mencapai 4 unit, hukum hasil lebih yang semakin berkurang berlaku. Sebagai akibatnya biaya marginal meningkat dan ini dapat dilihat dari pertambahan biaya total yang semakin meningkat pada setiap penambahan satu unit produksi.
Dengan adanya data mengenai hasil penjualan total dan biaya total seperti yang diterangkan di atas sekarang dapat ditentukan tingkat produksi yang akan memaksimumkan keuntungan.
Perhatikan data dalam kolom (5). Data tersebut dihitung dengan formula berikut: Keuntungan = Hasil penjualan total dikurangi biaya total. Data dalam kolom (5) menunjukkan bahwa keuntungan maksimum dicapai pada produksi sebanyak 3 atau 4 unit dan jumlah keuntungan adalah Rp 8.000. Walaupun demikian, dalam analisis yang bersifat umum, akan selalu dikatakan bahwa perusahaan monopoli tersebut akan memproduksikan 4 unit untuk memaksimumkan keuntungan. Sebab dari kesimpulan ini telah diterangkan dalam bab yang lalu dan akan dilihat kembali dalam pendekatan penentuan keuntungan dengan menggunakan pendekatan: MC = MR.
Pendekatan Hasil Penjualan Marginal Biaya Marginal
Untuk menerangkan pendekatan ini terlebih dahulu perlu dihitung hasil penjualan marginal dan biaya marginal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar