KONDISI EKONOMI PADA PEMERINTAHAN SBY
Awal pemerintahan SBY yang dimulai pada tahun 2004-2009 bersama wakilnya Jusuf Kalla dan dilanjutkan pada tahun 2009-2014, terjadi krisis keuangan global yang bermula dari Amerika Serikat dan berdampak ke seluruh negara di dunia termasuk Indonesia.
Krisis tersebut merupakan ujian bagi pemerintahan SBY. Langkah-langkah yang diambil presiden serta tim ekonominya dari dampak krisis dunia dinilai lebih baik dari pemerintahan-pemerintahan sebelumnya. Namun, turunnya bursa saham dan melemahnya mata uang rupiah menunjukkan bahwa Indonesia memang tidak bisa menghindar sepenuhnya dari krisis keuangan dunia.
A. Kondisi pemerintahan SBY-Kalla, terjadi beberapa hal sebagai berikut :
1. Janji dalam Pertumbuhan Ekonomi 2004-2009 (Gagal)
Berdasarkan janji kampanye dan usaha untuk merealisasikan kesejahteraan rakyat, pemerintah SBY-Kalla selama 4.5 tahun belum mampu memenuhi target janjinya yakni pertumbuhan ekonomi rata-rata di atas 6.6% dan hanya mampu meninhgkatkan pertumbuhan rat-rata sampai 5.9% saja. Berbeda jauh dengan harga barang dan jasa naik (inflasi) diatas 10.3%.
Pertumbuhan | Janji Target | Realisasi | Keterangan |
2004 | ND | 5.10% | |
2005 | 5.50% | 5.60% | Tercapai |
2006 | 6.10% | 5.50% | Tidak tercapai |
2007 | 6.70% | 6.30% | Tidak tercapai |
2008 | 7.20% | 6.20% | Tidak tercapai |
2009 | 7.60% | ~5.0% | Tidak tercapai * |
Janji Target Pertumbuhan Ekonomi : RPM 2004-2009
Realisasi Pertumbuhan Ekonomi : BPS RI – GDP
Gagalnya janji ini menyebabkan program pengentasan kemiskinan dan pengangguran tidak dapat dicapai, sehingga sejumlah masyarakat mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang terus meningkat.
2. Janji dalam Tingkat Inflasi 2004-2009 (Gagal)
Inflasi adalah kemerosotan nilai uang yang beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang. Semakin tinggi tingkat inflasi, maka harga barang dan jasa akan semakin mahal. Semakin mahal harga barang dan jasa, berarti semakin sulit masyarakat memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara alami, setiap tahun inflasi akan naik. Namun, pemerintah akan dikatakan berhasil secara makro ekonomi jika tingkat inflasi setidaknya sama atau dibawah angka pertumbuhan ekonomi dan faktanya adalah inflasi selama 4 tahun 2 kali lebih besar dari pertumbuhan ekonomi.
Tingkat Inflasi | Janji Target | Fakta | Catatan Pencapaian |
2004 | 6.40% | ||
2005 | 7.00% | 17.10% | Gagal |
2006 | 5.50% | 6.60% | Gagal |
2007 | 5.00% | 6.60% | Gagal |
2008 | 4.00% | 11.00% | Gagal |
Pemerintahan SBY-JK setiap tahun gagal memenuhi janji untuk mengendalikan harga barang dan jasa. SBY berjanji bahwa inflasi rata-rata adalah 5.4% (2004-2009) . Fakta yang terjadi adalah harga barang dan jasa meroket dengan tingkat inflasi rata-rata 10.3% selama periode 2004-2008. Kenaikan harga barang dan jasa melebihi 200% dari target semula.
3. Janji Gagal dalam Jumlah Penduduk Miskin
Tujuan utama pendirian negara Republik Indonesia adalah menciptakan kesejahteraan rakyat yang tercantum dalam UUD 1945. Fenomena kemiskinan merupakan hal yang tidak bisa dihindar meskipun di negara semaju Amerika, Jepang, Jerman dan Korea. Yang menjadi tolak ukur adalah seberapa besar rasio penduduk miskin di suatu negara dan seberapa banyak angka kemiskinan yang mengancam harkat dan martabat manusia yang seutuhnya.
Dalam RPM 2004-2009 (Bagian 4 halaman 1)
Sasaran pertama adalah pengurangan kemiskinan dan pengangguran dengan target berkurangnya persentase penduduk tergolong miskin dari 16,6 persen pada tahun 2004 menjadi 8,2 persen pada tahun 2009 dan berkurangnyapengangguran terbuka dari 9,5 persen pada tahun 2003 menjadi 5,1 persenpada tahun 2009.
Penduduk Miskin | Jumlah | Persentase | Catatan |
2004 | 36.1 juta | 16.60% | |
2005 | 35.1 juta | 16.00% | Februari 2005 |
2006 | 39.3 juta | 17.80% | Maret 2006 |
2007 | 37.2 juta | 16.60% | Maret 2007 |
2008 | 35.0 juta | 15.40% | Maret 2008 |
2009 | 8.2% ???? |
Sumber data:
Janji Menurunkan Angka Kemiskinan : RPM 2004-2009
Fakta Angka Kemiskinan : BPS 2008
A. Kondisi pemerintahan SBY-Boediono (2009-2014), terjadi beberapa hal sebagai berikut :
Menurut Badan Pusat Statistik ( BPS ) ada beberapa hal yang harus di pahami, yaitu :
1. Pertumbuhan PDB tahun 2010 mencapai 6,1 %.
keterangan : http://www.bps.go.id/brs_file/pdb_banner.pdf .
2. Tingkat inflasi per-Januari 2011 sebesar 0,89 %.
Keterangan : http://www.bps.go.id/brs_file/inflasi_banner.pdf .
Setiap tahun, jumlah tenaga kerja Indonesia mengalami peningkatan yang berarti kondisi perekonomian pada tahap pemerintahan SBY pada sektor tenaga kerja cukup memuaskan. Angka pengangguran yang menurun serta perkembangan harga yang relatif stabil berpengaruh pada penurunan jumlah penduduk miskin pada tahun 2009. Beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan jumlah penduduk miskin, antara lain :
1. Meningkatnya penerimaan upah riil harian buruh tani
2. Menurunnya rata-rata harga beras nasional serta stabilnya inflasi.
Penurunan kemiskinan juga dipengaruhi oleh program pemerintah yaitu penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk keluarga miskin, subsidi sekolah 9 tahun dan adanya program seperti Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar