II.A.
PEMBAHASAN
Beraawal
dari usulan dalam kongres dunia Akuntan di Sydney, IASC (International Accounting Standards Comittee) yang merupakan
cikal-bakal dewan penyusunan IFRS (International
Financial Reporting Standards) dibentuk. Dalam 10th World Congress of Accountants di
Sydney, Australia tahun 1972 muncul proposal
pembentukan IASC (International
Accounting Standards Comittee) yang terbentuk pada tanggal 29 Juni 1973 di
London. IASC merupakan komite hasil kesepakatan beberapa ikatan profesional di
bidang akuntansi dan audit yang berasal dari 9 negara perwakilan IASB. Pada
tanggal 7 Oktober 1977 terbentuk IFAC (International
Federation of Accountants) pada 11th World Congress of Accountants di Munich, Jerman dan terdapat 63
organisasi profesi akuntansi dari 51 negara konstitusi pertama IFAC.
Selanjutnya, IASC dan IFAC membentuk kesepakatan bahwa IASC memiliki otonomi
penuh dalam menetapkan standar akuntansi Internasional dan memplubikasikannya.
Tiga
jenis produk utama IASC berupa Statements
(Framework), IAS (International Accounting Standards) dan
SIC (Standing Interpretations Comittee).
Dalam kurun waktu 1973 sampai 1998 IASC Board
menghasilkan Framework dan lebih adri
30 IAS. Dalam perjalanannya IASC juga menjalin kerjasama dengan IOSCO (International Organization of Securities
Commissions).
Rekomendasai
Strategy Working Party pada tahun
1998, menjadi dasar utama dilakukannya perubahan fundamental di IASC. Pada
Desember 1999, IASC menetapkan Board
menetapkan Komite Nominasi (Nominating
Committee) dalam rangka pembentukan IASC Trustees dan mengalami revisi sampai tahun 2010 berdasarkan
konstitusi terbaru, orgsnisasi IASC Foundation
berganti nama menjadi IFRS (International Financial Reporting Standards
Foundation).
Sejak
1994, Indonesia menetapkan diri melakukan harmonisasi dengan standar akuntansi
internasional (IAS/IFRS). Dewan standar Indonesia telah melakukan beberapa kali
revisi baik berupa penyempurnaan maupun penambahan standar baru. Revisi telah
dilakukan selama periode 1994 sampai dengan 2009. Sebagaimana disusun Standar
Akuntansi 2007, DSAK telah menerbeitkan 57 standar dengan rincian, 28 standar
mengacu IAS/IFRS, 20 standar mengacu PABUA AS, 1 standar mengacu standar
akuntansi Bahrain dan 8 standar dibuat sendiri (Deloitte dalam Sunardi dan
Sunyoto, 2011). Pada tahun 1999, Asean Development Bank menyatakan bahwa
dalam substanainya, 90% pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) sama
dengan IAS (Media Akuntansi, 2006 dalam Sunardi dan Sunyoto, 2011). jadi dapat
disimpulkan bahwa PSAK Indonesia telah banyak berkiblat pada IAS.
Lalu perlukah Indonesia mengadopsi IAS/IFRS? Tentunya
sangat perlu, karena dengan mengadopsi IFRS, Indonesia akan mendapatkan manfaat
dari meningkatnya kredibilitas pasar modal Indonesia di mata investor global,
meluasnya pasar investasi lintas batas negara dan meningkatkan efisiensi
alokasi modal. Indonesia memutuskan berkiblat ke IFRS, Konvergensi akuntansi
Indonesia ke IFRS perlu didukung agar Indonesia mendapatkan pengakuan maksimal.
Jurang pemisah terdalam PSAK dengan IFRS telah teratasi yaitu dengan
diperbolehkannya penggunaan nilai wajar (fair value) dalam PSAK. Konvergensi
IFRS ke dalam PSAK akan berdampak besar bagi dunia usaha, terutama dari sisi
pengambilan kebijakan perusahaan yang didasarkan kepada data-data akuntansi.
Suatu perusahaan akan memiliki daya saing yang lebih besar ketika mengadopsi
IFRS dalam laporan keuangannya. Selain itu, dengan mengimplementasikan IFRS,
perusahaan akan menikmati biaya modal yang lebih rendah. Juga konsolidasi yang
lebih mudah & sistem teknologi informasi yang terpadu. Tujuan di adopsinya IFRS adalah :
a.
Meningkatkan
kualitas standar akuntansi keuangan (SAK)
b.
Mengurangi
biaya standar akuntansi keuangan (SAK)
c.
Meningkatkan
kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan
d.
Meningkatkan
komparabilitas pelaporan keuangan
e.
Meningkatkan
transparansi keuangan
f.
Menurunkan
biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana melalui pasar modal
g.
Meningkatkan
efisiensi penyusunan laporan keuangan
II.B.
RUANG LINGKUP
Laporan
Keuangan Perusahaan PT. Garuda Indonesia
Tbk periode 2012 dan 2013 menggunakan standar akuntansi keuangan yang
dikeluarkan oleh IAI. Dimana laporan
keuangan berupa Annual Report yang terdiri dari Neraca Konsolidasi, Laporan
Laba Rugi Konsolidasi, Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi, Laporan Arus Kas
Konsolidasi, Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi serta Daftar Informasi
Tambahan.
Kerangka
dasar penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan perusahaan, antara lain :
IFRS
|
PSAK
|
||
IAS
1
|
Presentation
of Financial Statements
|
PSAK
1
|
Presentation
of Financial Statements
|
IAS
7
|
Statements
of Cash Flows
|
PSAK
2
|
Statements
of Cash Flows
|
IAS
34
|
Interim
Financial Reporting
|
PSAK
3
|
Interim
Financial Reporting
|
IAS
27
|
Consolidated
and Separate Financial Statements
|
PSAK 4
|
Consolidated
and Separate Financial Statements
|
IFRS
8
|
Operating
Segments
|
PSAK
5
|
Operating
Segments
|
IAS
32
|
Financial
Instruments : Presentation
|
PSAK
50
|
Financial
Instruments : Presentation
|
IAS
39
|
Financial
Instruments : Recognition and Measurements
|
PSAK
55
|
Financial
Instruments : Recognition and Measurements
|
IFRS
7
|
Financial
Instruments : Disclosure
|
PSAK
60
|
Financial
Instruments : Disclosure
|
dll..
|
Sejak
tahun 2011, PT. Garuda Indonesia Tbk telah menerapkan beberapa PSAK tertentu
yang mengacu kepada IFRS, diantaranya PSAK 3, PSAK 7, PSAK 22, PSAK 38, PSAK
51, PSAK 51, PSAK 60 dan ISAK 25. Terdapat 2 ISAK yang mengacu pada IFRS yang
baru akan efektif digunakan oleh PT. Garuda Indonesia Tbk tahun 2014, yaitu
ISAK 27 dan ISAK 28. Dalam penyusunan annual
report (laporan keuangan), PT. Garuda Indonesia Tbk dibantu oleh Independent Public Accountants Osman
Bing Satrio & Eny.
Dengan
penyusunan laporan keuangan dengan standar IFRS, maka penyusunan laporan
keuangan PT. Garuda Indonesia sudah berstandar internasional, sama seperti
perusahaan – perusahaan lain di dunia dimana PT. Garuda Indonesia meraih
penghargaan untuk Annual Report 2011
di Moscow, Rusia; Penghargaan untuk
Annual Report 2011 di Amerika, dan lain – lain.
Penggunaan
standar PSAK diwajibkan untuk direalisasikan pada laporan keuangan di dunia
bisnis baik sektor jasa, perbankan, dagang maupun manufaktur. Agar pemahaman
laporan keuangan menjadi lebih mudah, maka perlu direalisasikannya suatu aturan
atau standar yang seragam.
II.C.
KESIMPULAN
Penerapan
IFRS di Indonesia sudah dilakukan muali tahun 2012. Salah satu perusahaan yang
menerapkannya adalah PT. Garuda Indonesia Tbk.
Penerapan PSAK PSAK 3, PSAK 7, PSAK 22, PSAK 38, PSAK 51, PSAK 51, PSAK
60 dan ISAK 25 yang mengacu pada IFRS dalam Neraca Konsolidasi, Laporan Laba Rugi
Konsolidasi, Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi, Laporan Arus Kas
Konsolidasi.
Dari
review yang telah dibuat tanggal 28 April 2014, semoga dapat bermanfaat bagi
kita semua. Berikut daftar pustaka atau sumber – sumber yang saya pakai untuk
mereview, antara lain :
1.
Warsono-bin-Hardono,
Sony. 2011. Adopsi Standar Akuntansi IFRS.
Yogyakarta : AB Publisher.
NAMA : ANNISA DWIUTAMI
NPM : 20210910
KELAS : 4EB17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar