Minggu, 27 April 2014

AKUNTANSI INTERNASIONAL_KASUS 2_PENERAPAN IFRS DI INDONESIA



II.A.   PEMBAHASAN
Beraawal dari usulan dalam kongres dunia Akuntan di Sydney, IASC (International Accounting Standards Comittee) yang merupakan cikal-bakal dewan penyusunan IFRS (International Financial Reporting Standards) dibentuk. Dalam 10th World Congress of Accountants di Sydney,  Australia tahun 1972 muncul proposal pembentukan IASC (International Accounting Standards Comittee) yang terbentuk pada tanggal 29 Juni 1973 di London. IASC merupakan komite hasil kesepakatan beberapa ikatan profesional di bidang akuntansi dan audit yang berasal dari 9 negara perwakilan IASB. Pada tanggal 7 Oktober 1977 terbentuk IFAC (International Federation of Accountants) pada 11th World Congress of Accountants di Munich, Jerman dan terdapat 63 organisasi profesi akuntansi dari 51 negara konstitusi pertama IFAC. Selanjutnya, IASC dan IFAC membentuk kesepakatan bahwa IASC memiliki otonomi penuh dalam menetapkan standar akuntansi Internasional dan memplubikasikannya.
Tiga jenis produk utama IASC berupa Statements (Framework), IAS (International Accounting Standards) dan SIC (Standing Interpretations Comittee). Dalam kurun waktu 1973 sampai 1998 IASC Board menghasilkan Framework dan lebih adri 30 IAS. Dalam perjalanannya IASC juga menjalin kerjasama dengan IOSCO (International Organization of Securities Commissions).
Rekomendasai Strategy Working Party pada tahun 1998, menjadi dasar utama dilakukannya perubahan fundamental di IASC. Pada Desember 1999, IASC menetapkan Board menetapkan Komite Nominasi (Nominating Committee) dalam rangka pembentukan IASC Trustees dan mengalami revisi sampai tahun 2010 berdasarkan konstitusi terbaru, orgsnisasi IASC Foundation berganti nama  menjadi IFRS (International Financial Reporting Standards Foundation).
Sejak 1994, Indonesia menetapkan diri melakukan harmonisasi dengan standar akuntansi internasional (IAS/IFRS). Dewan standar Indonesia telah melakukan beberapa kali revisi baik berupa penyempurnaan maupun penambahan standar baru. Revisi telah dilakukan selama periode 1994 sampai dengan 2009. Sebagaimana disusun Standar Akuntansi 2007, DSAK telah menerbeitkan 57 standar dengan rincian, 28 standar mengacu IAS/IFRS, 20 standar mengacu PABUA AS, 1 standar mengacu standar akuntansi Bahrain dan 8 standar dibuat sendiri (Deloitte dalam Sunardi dan Sunyoto, 2011).  Pada tahun 1999, Asean Development Bank menyatakan bahwa dalam substanainya, 90% pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) sama dengan IAS (Media Akuntansi, 2006 dalam Sunardi dan Sunyoto, 2011). jadi dapat disimpulkan bahwa PSAK Indonesia telah banyak berkiblat pada IAS.
Lalu perlukah Indonesia mengadopsi IAS/IFRS? Tentunya sangat perlu, karena dengan mengadopsi IFRS, Indonesia akan mendapatkan manfaat dari meningkatnya kredibilitas pasar modal Indonesia di mata investor global, meluasnya pasar investasi lintas batas negara dan meningkatkan efisiensi alokasi modal. Indonesia memutuskan berkiblat ke IFRS, Konvergensi akuntansi Indonesia ke IFRS perlu didukung agar Indonesia mendapatkan pengakuan maksimal. Jurang pemisah terdalam PSAK dengan IFRS telah teratasi yaitu dengan diperbolehkannya penggunaan nilai wajar (fair value) dalam PSAK. Konvergensi IFRS ke dalam PSAK akan berdampak besar bagi dunia usaha, terutama dari sisi pengambilan kebijakan perusahaan yang didasarkan kepada data-data akuntansi. Suatu perusahaan akan memiliki daya saing yang lebih besar ketika mengadopsi IFRS dalam laporan keuangannya. Selain itu, dengan mengimplementasikan IFRS, perusahaan akan menikmati biaya modal yang lebih rendah. Juga konsolidasi yang lebih mudah & sistem teknologi informasi yang terpadu. Tujuan di adopsinya IFRS adalah :
a.              Meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan (SAK)
b.             Mengurangi biaya standar akuntansi keuangan (SAK)
c.              Meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan
d.             Meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan
e.              Meningkatkan transparansi keuangan
f.              Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana melalui pasar modal
g.             Meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan

II.B.    RUANG LINGKUP
Laporan Keuangan Perusahaan PT.  Garuda Indonesia Tbk periode 2012 dan 2013 menggunakan standar akuntansi keuangan yang dikeluarkan oleh IAI.  Dimana laporan keuangan berupa Annual Report yang terdiri dari Neraca Konsolidasi, Laporan Laba Rugi Konsolidasi, Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi, Laporan Arus Kas Konsolidasi, Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi serta Daftar Informasi Tambahan.
Kerangka dasar penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan perusahaan, antara lain :
IFRS
PSAK
IAS 1
Presentation of Financial Statements
PSAK 1
Presentation of Financial Statements
IAS 7
Statements of Cash Flows
PSAK 2
Statements of Cash Flows
IAS 34
Interim Financial Reporting
PSAK 3
Interim Financial Reporting
IAS 27
Consolidated and Separate Financial Statements
PSAK  4
Consolidated and Separate Financial Statements
IFRS 8
Operating Segments
PSAK 5
Operating Segments
IAS 32
Financial Instruments : Presentation
PSAK 50
Financial Instruments : Presentation
IAS 39
Financial Instruments : Recognition and Measurements
PSAK 55
Financial Instruments : Recognition and Measurements
IFRS 7
Financial Instruments : Disclosure
PSAK 60
Financial Instruments : Disclosure
dll..

Sejak tahun 2011, PT. Garuda Indonesia Tbk telah menerapkan beberapa PSAK tertentu yang mengacu kepada IFRS, diantaranya PSAK 3, PSAK 7, PSAK 22, PSAK 38, PSAK 51, PSAK 51, PSAK 60 dan ISAK 25. Terdapat 2 ISAK yang mengacu pada IFRS yang baru akan efektif digunakan oleh PT. Garuda Indonesia Tbk tahun 2014, yaitu ISAK 27 dan ISAK 28. Dalam penyusunan annual report (laporan keuangan), PT. Garuda Indonesia Tbk dibantu oleh Independent Public Accountants Osman Bing Satrio & Eny.
Dengan penyusunan laporan keuangan dengan standar IFRS, maka penyusunan laporan keuangan PT. Garuda Indonesia sudah berstandar internasional, sama seperti perusahaan – perusahaan lain di dunia dimana PT. Garuda Indonesia meraih penghargaan untuk Annual  Report 2011 di  Moscow, Rusia; Penghargaan untuk Annual Report 2011 di Amerika, dan lain – lain.
Penggunaan standar PSAK diwajibkan untuk direalisasikan pada laporan keuangan di dunia bisnis baik sektor jasa, perbankan, dagang maupun manufaktur. Agar pemahaman laporan keuangan menjadi lebih mudah, maka perlu direalisasikannya suatu aturan atau standar yang seragam.

II.C.   KESIMPULAN
Penerapan IFRS di Indonesia sudah dilakukan muali tahun 2012. Salah satu perusahaan yang menerapkannya adalah PT. Garuda Indonesia Tbk.  Penerapan PSAK PSAK 3, PSAK 7, PSAK 22, PSAK 38, PSAK 51, PSAK 51, PSAK 60 dan ISAK 25 yang mengacu pada IFRS dalam Neraca Konsolidasi, Laporan Laba Rugi Konsolidasi, Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi, Laporan Arus Kas Konsolidasi.
Dari review yang telah dibuat tanggal 28 April 2014, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Berikut daftar pustaka atau sumber – sumber yang saya pakai untuk mereview, antara lain :
1.    Warsono-bin-Hardono, Sony. 2011. Adopsi Standar Akuntansi IFRS. Yogyakarta : AB Publisher.


NAMA           : ANNISA DWIUTAMI
NPM               : 20210910
KELAS          : 4EB17

Tidak ada komentar:

Posting Komentar